LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
1. PENGERTIAN
a. Hepatitis virus acut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan acut (Kapita Selekta Kedokteran,2000).
b. Hepatitis dapat didefinisikan sebagai penyakit peradangan hati acut meskipun istilah hepatitis sering digunakan dalam hubungamnya dengan hepatitis virus,penyakit ini dapat disebabkan keadaan toksik pada hati,virus dan bakteri (Perawatan medical Bedah,Barbara C Long tahun 1996).
c. Hepatitis merupakan istilah umum untuk setiap inflamasi hati, keadaan ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit maupun non infeksi (akibat obat dan proses autoimmune)
(Ilmu kesehatan Anak, 1997)
2. ETIOLOGI
A. Infeksi
i. Infeksi virus
a. Virus hepatitis A,B,C,D,E
b. Citomegalovirus, virus ebstein – bar
ii. Infeksi parasit
Amoeba
B. Non infeksi
a. Drug-induced hepatitis
b. Autoimune hepatitis
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik bervariasi, dari yang tidak bergejala (asimptomatik) sampai dengan yang memberikan gejala (simptomatik) sangat berat.
Gejala-gejala yang paling sering ditemukan adalah :
1) Demam
2) Nafsu makan menurun
3) Mual muntah
4) Nyeri tekan pada perut kanan atas
5) Ikterus
6) Urine berwarna kuning the pekat
4. PATOFISIOLOGI
Hepatitis terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh virus RNA, baik itu virus HAV, HBV, cidera agent, fisik atau kimia (non virus). Virus menginfeksi dalam tubuh selama 6 sampai 8 minggu. Antibody immunoglobulin B melawan hepatitis untuk berkembang selama bertahun-tahun, sehingga menghasilkan kekebalan terhadap penyakit ini. Dengan masuknya virus ke dalam hati dapat merusak sel parenkim hati (nekrosis) sangat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh (karbohidrat, lemak, protein) terganggu sehingga asupan nutrisi kurang dengan adanya virus dalam hati, mempengaruhi metabolisme bilirubin sehingga menimbulkan ikterus.
5. INSIDEN
Hepatitis A merupakan tipe hepatitis lazim di dunia yang disebabkan oleh infeksi virus. Jumlah kasus hepatitis A adalah 40 % dari semua kasus hepatitis. Penyakit hepatitis A endemic diantara pengguna obat intra vena (iv). Hegenitas yang buruk diduga sebagai penyebab rokok penyebaran infeksi (penyakit). Hepatitis A diantara kelompok pengguna obat intra vena kira-kira 50% dari populasi dunia terinfeksi virus hepatitis B dan 20 % dari semua kasus hepatitis virus menurut hasil laporan ( DS) adalah hepatitis C.
6. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, maupun pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi lama keluhan, riwayat demam, riwayat kontak dengan penderita hepatitis, riwayat minum, obat, riwayat diare. Pemeriksaan fisis : bisa ditemukan adanya ikterus yang dapat dilihat pada sclera dan mukosa mulut. Pada perabaan abdomen terkadang dapat ditemukan pembesaran hepar dengan konsistensi kenyal, permukaan licin. Jika ditemukan pembesaran hepar konsistensi keras dan berbenjol-benjol perlu diperkirakan adanya hepatoma.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium : dapat ditemukan adanya peningkatan bilirubin terutama bilirubin direct (bilirubin 2) peningkatan transminasi serum (SGOT, SGPT).
2) Radiology
a) USG abdomen : merupakan pemeriksaan yang sangat berguna dalam mendiagnosis pasien ikterus.
b) CT Scan
3) Biopsi hati
Metode ini sangat berguna untuk menegakkan diagnosis penyakit hepatoseluler kronik atau sirosis hati.
8. TERAPI
Bergantung pada etiologi masing-masing hepatitis.
a. Tirah baring
b. Diet tinggi protein
c. Suportif
d. Anti virus
e. Antibiotik
f. Penghentian obat yang diduga sebagai penyebab hepatitis.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Data dasar pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum
b. Sirkulasi
Tanda : bradikardia, (hiperbilirubinemia berat)
Ikterik pada sclera, kulit, membran mukosa
c. Eliminasi
Gejala : urine gelap, diare / konstipasi, fases warna pucat
Adanya / berulangnya hemodialisa.
d. Makanan / cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia).
Penurunan berat badan atau meningkat (oedema), mual muntah.
Tanda : asites
e. Neuro sensoris
Tanda : peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
f. Nyeri / kenyamanan
Gejala : keram abdomen,
nyeri tekan pada kuadran kanan atas. Mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal (pruritus).
Tanda : otot tegang, gelisah.
g. Pernapasan
Gejala : tidak minat / enggan merokok ( perokok).
h. Keamanan
Gejala: adanya transfuse darah / produk darah.
Tanda : demam, urtikaria,
lesi makulopapular,
eritema tidak beraturan,
eksaserbasi jerawat,
angioma jarring-jaring,
eritema palmar,
ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik),
splenomegali, p
embesaran nodus servikal posterior.
i. Seksualitas
Gejala : pola hidup / perilaku,
meningkatkan risiko terpajan (contoh homoseksual aktif / biseksual pada wanita.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Intervensi :
1. Observasi, kaji, dan catat lokasi, beratnya (skala 0-10) karakter nyeri (menetap,hilang timbul).
R/ Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan (perbaikan penyakit,terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi.
2. Observasi tanda-tanda vital
R/ Sebagai indicator untuk menilai perkembangan
3. Dorong pasien mengginakan tehnik relaksasi:bimbingan imajinasi, visualisasi, latihan napas dalam.berikan aktivitas pada waktu senggang.
R/ Meningkatkan istirahat, memusatkan kembali perhatian dapat meningkatkan koping
4. Sediakan waktu untuk mendengar dan mempertahankan kontak dengan pasien.
R/ Membantu dalam menghilangkan cemas dan memusatkan kembali perhatian yang dapat menghilangkan nyeri.
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik.
R/ analgetik dapat mengurangi nyeri
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Intervensi :
1. Tingkatkan tirah baring/duduk.Berikan lingkungan tenang; Batasi pengunjung sesuai keperluan.
R/ Meningkatkan istirahat dan ketenangan menyediakan waktu yang digunakan untuk penyembuhan.Aktivasi dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah kekaki,yang mencegah sirkulasi optimal kehati.
2. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi,Bantu melakukan rentang gerak sendi pasif/aktif
R/ Turah baring lama dapat menurunkan kemampuan,ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
3. Dorong pnggunaan tehnik manejemen strees.contoh relaksasi progresif,visualisasi,bimbingan imajinasi berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV
R / Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
4. Kolaborasi pemberian obat antiansietas (Diasefam 1,5 mg)
R / Membantu dalam manejemen kebutuhan tidur
5. Awasi dan catat pemeriksaan laboratorium:Bilirubin total dan Bilirubin direc.
R / Membantu dalam mengetahui tingkat bilirubin dalam hati.
3. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual muntah
Intervensi :
1. Anjurkan pasien makan sedikit dalam frekuensi sering.
R / Untuk mengganti/mengimbangi makanan yang masuk dan mengganti sel-sel yang rusak
2. Timbang berat badan tiap hari
R / Untuk mengetahui perkembangan berat badan.Apakah mengalami peningkatan atau penurunan.
3. Berikan perawatan mulut sebelum makan.
R / Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R / Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
5. Kolaborasi pemberian obat antiemetik (Nausile dan Curcuma)
R / Dapat menurunkan mual dan meningkatkan toleransi makanan.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
Intervensi :
1. Awasi masukan dan haluaran,bandingkan berat badan harian,catat kehilangan melalui usus contoh muntah dan diare.
R / Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti efek terapi
2. Timbang berat badan setiap hari.
R / Menimbang berat badan sebagai indicator untuk mengetahui status cairan.
3. Kaji tanda-tanda vital feriver,pengisian kapiler,turgor kulit,dan membrane mukosa.
R / Indicator volume sirkulasi/perfusi.
4. Berikan cairan peroral klien sesuai kebutuhan.
R / Cairan peroral akan membantu memenuhi keseimbangan cairan.
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
Intervensi :
1. Lakukan tehnik isolasi untuk infeksi enteric dan pernafasan sesui kebijakan rumah sakit termasuk cuci tangan efektif.
R / Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain
2. Awasi/batasi pengunjung sesuai indikasi.
R / Pasien rentang terhadap risiko infeksi (khususnya respitorius potensial komplikasi).
3. Berikan informasi tentang adanya gama globulin.
R / Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang terpajan,tergantung tipe hepatitis dan periode inkubasi.
4. Kolaborasi pemberian obat Antivirus.
R/ Berguna untuk untuk pasien hepatitis aktif kronis dan pencegahan hepatitis bacterial atau mencegah/membatasi infeksi sekunder.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi informasi.
Intervensi :
1. Kaji tingkat pemahaman proses penyakit,harapan/prognosis,kemungkinan pilihan pengobatan.
R / Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan/salah informasi dan memberikan informasi tanbahan sesuai keperluan.
2. Berikan informasi khusus tentang pencegahan penularan penyakit.
R / Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis(agen penyebab)dan situasi individu.
3. Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.Batasi mengangkat berat,latihan keras/olahraga.
R / Pasien perlu memahami terntang perlunya istirahat adekuat lanjutan dalam mencegah kekambuhan.
4. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan atau lebih lama sesuai toleransi individu.
R / Meningkatkan iritasi hepatic dan mempengaruhi pemulihan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan Pasien, (Edisi 3), Jakarta , EGC.
Long, C. Barbara, (1996), Perawatan Medical Bedah, (edisi III), Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
Mansjoer, Arif, (ct al) (2000), Kapita Selecta Kedokteran, (Edisi III, Jilid 2), Jakarta , Melda Aescolapius FK UI.
Price Silvia A, Wilson Larraine M (1994), Patofisiologi, Edisi 4. Jakarta , EGC.
Soeparman, (1993), Ilmu Penyakit Dalam, (Edisi 3), Jakarta , Fakultas KUI.
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Diri Klien
Nama : Ny “K”
Tempat tgl lahir : Rajayya
Umur : 61 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rajayya
Status perkawinan : kawin
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak ada
b. Identitas Keluarga / Sumber Informasi
Nama : Ny “M”
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Rajayya
No. Tlp : -
Hubungan dengan kien : Ibu kien
c. Ruang Rawat : Perawatan Mawar ( Interna wanita )
No Rekam Medik : 06 00 07
Tgl /jam masuk : 08 April 2011/ jam 13.00
Tgl/pengambilan data : 11 April 2011/jam 08.30
Diagnosa masuk : Hepatitis
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : kien mengeluh sakit perut
2. Riwayat keluhan utama :
P : proses inflamasi pada hati
Q : skala nyeri sedang ( 4 - 6 ) rasa tertusuk jarum, klien tampak meringis
R : perut sebelah kanan atas
S : sakit perut meningkat setelah banyak beraktifitas
T : tidak menetap (hilang timbul)
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
· Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
IV. Klien pernah berobat di puskesmas
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Genogram
|
|
Keterangan
: Laki - laki
: perempuan
-------- : tinggal serumah
: garis perkawinan
: garis keturunan
: klien
G I : kakek dan nenek klien meninggal karena usia
G II : bapak dan ibu klien
G III : klien yang sedang sakit
VI. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Pola konsep diri
a. Peran : sebagai anggota keluarga
b. Body image : klien mengatakan tidak bisa menjalankan aktivitas
c. Identitas : klien adalah anak ke tiga dari 5 bersaudara
d. Harga diri : klien selalu merasa dihargai oleh keluarganya dan
dan selalu mendapatkan dukungan meskipun klien sedang sakit.
e. Ideal diri : klien berharap cepat sembuh dan kembali pulang
rumah
2. Riwayat lingkungan dan tempat tinggal
Klien tinggal didaerah pedesaan dekat dengan jalan (keamanan aman)
3. Aspek Psikososial
1) Aspek indrawi
Klien tidak menggunakan alat Bantu kacamata
2) Kesulitan yang dialami
o Klien mengatakan aktivitasnya di Bantu oleh keluarganya karena kondisi masih lemah
o Klien mengeluh nyeri pada daerah perut sebelah kanan atas
o Klien tampak gelisah
o Klien tampak cemas
3) Pola Pikir
Hal yang amat dipikirkan saat ini : klien cemas memikirkan keadaannya dan berharap cepat sembuh
4) Suasana saat ini
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
5) Mekanisme coping
o Pengambilan keputusan dibantu oleh keluarganya
o Yang ingin dirubah dari kehidupan : ingin hidup lebuh baik dan setelah sembuh akan menjaga kesehatannya
o Cara pemecahan masalah : dibicarakan dengan anak – anak klien
o Yang disukai tentang diri sendiri : tidak ada
6) Pola Spiritual
o Pola ibadah klien ; selam klien sakit, beribadah dengan cara berdo’a
o Sumber kekuatan : Tuhan Yang Maha Esa
VII. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI
No | AKTIVITAS | Sebelum sakit | Setelah sakit |
1 | NUTRISI - nafsu makan - Menu makan 24 jam - Frekuensi makanan | - Baik, dengan porsi makan dihabiskan - Nasi + sayur + Lauk - 3 x sehari | - Porsi makan tidak dihabiskan 1/3 piring - Klien mengatakan nafsu makan menurun - Bubur + telur - 3 x sehari |
2 | CAIRAN - Jenis minuman - Frekiensi - Jumlah | - Air putih + susu - 3 – 4 gelas/hari takaran 300 cc - ± 1200 cc | - Air putih + susu - 5 – 6 gelas/hari takaran 300 cc - ± 1800 cc |
3 | ELIMINASI - BAK o Frekuensi o Bau o Warna o Tempat pembuangan - BAB o Frekuensi o Warna o Konsistensi o Tempat pembuangan | o 8 – 1 x/hari o Amoniak o Kuning jernih o Wc o 1x/hari o Kuning o Padat o Wc | o 8 – 10 x/hari o Amoniak o Kuning pekat o Tempat tidur (pispot) o 1x/hari o Kuning o Lembek o Wc |
4 | ISTIRAHAT TIDUR - Jam tidur malam - Jam tidur siang - Kebiasaan pengantar tidur - Kebiasaan saat tidur - Kesulitan saat tidur | - 21.00 – 05.00 - 14.00 – 15.00 - Nonton TV - Tidak ada Tidak ada | - 22.00 – 04.00 - Tidak tidur siang - Tidak ada - Tidak ada Klien mengeluh susah tidur dan sering terbangun |
5 | OLAH RAGA Program olah raga | Tidak ada | Tidak ada |
6 | PERSONAL HIGIENE - Mandi - Cuci rambut | - 2 x/hari - 1 – 3 x/minggu | - Klien mengatakan Selama di rumah sakit badannya hanya di lap- lap dengan handuk yang dibasahi air hangat - Tidak ada |
7 | ROKOK/ALKOHOL/OBAT-OBATAN | Tidak ada | Tidak ada |
8 | MOBILITAS FISIK SEHARI-HARI | Aktif dalam membersihkan rumah tiap pagi, lama pekerjaan tiap 30 menit Jam 05.00 – 05.30 | Kegiatan dilakukan di tempat tidur dan dibantu oleh keluarga dalam memenuhi kebutuhannya. |
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : klien tampak lemah
2. Kesadaran : composmentis dengan E4M6V5 ( GCS 15 )
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/i
P : 24 x/i
S : 37,5 oC
3. Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : Sebelum sakit : tidak diketahui
Selama sakit : 56 kg
BBI : 49,5-60,5 kg
4. Kepala dan rambut : bentuk kepala mesochepal, gerakan normal kekiri dan
kekanan dan kekiri, rambut beruban, lurus, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak mudah patah, rambut tidak rontok.
5. Mata : simestris kiri dan kanan, konjungtiva pucat, tidak ada
oedema pada palpebra, sclera (ikterus), bulu mata tidak mudah tercabut, alis tersebar merata, lapang pandang klien yaitu melihat ke 8 arah lapang pandang.
6. Hidung : Simetris kiri dan kanan, mampu membedakan bau,
Tidak ada secret, tidak ada riwayat epistaksis.
7. Telinga : Keadaan daun telinga simetris kiri dan kanan ,
kanal auditarius bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran normal ( test dengan garputala )
Test rinne : +/+ (fungsi pendengaran normal, hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang klien )
Test scwabach : + hantaran tulang klien = hantaran tulang pemeriksa.
Test weber : tidak ada laterisasi kekiri dan kekanan
8. Mulut dan gigi
Gigi : gigi tidak lengkap, tidak caries.
Gusi : warna merah muda
Lidah : lidah kotor
Bibir : nampak kering
9. Leher/ Tenggorokan
· Inspeksi : Tidak ada kesulitan menelan, tidak nampak adanya
Pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
· Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
10. Dada dan paru – paru
· Palapasi : tidak ada nyeri tekan
· Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada
Mengikuti gerak pernafasan , frekuensi 24 x/i
· Perkusi : terdapat suara resonan diarea paru
· Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara bunyi nafas
tambahan.
11. Jantung dan sirkulasi : CRT < 2 detik, tidak ada distensi vena jugularis, tidak
Suara jantung tambahan.
12. Abdomen
· Inspeksi : Bentuk datar, ikut gerak nafas
· Palpasi : hepar teraba 3 jari di bawah costa, nyeri tekan pada
Daerah abdomen kuadran kanan atas, palpasi dalam tepi hati teraba, terasa keras,tajam, tepi regular dengan permukaan licin.
· Perkusi : redup didaerah abdomen kuadran kanan atas.
· Auskultasi : peristaltic usus 14 x/i
13. Perineum dan genetalia : tidak dikaji
14. Kulit dan kuku : kuning (ikterus), tidak teraba panas, tekstur (halus),
Kuku tidak mudah patah, kuku normal (160 o)
15. Sistem saraf
· Fungsi cerebral
- Status mental orentasi : klien mampu mengingat waktu, orang dan tempat
- Daya ingat : mampu mengingat kejadian masa lalu
- Kesadaran : composmentis
· Fungsi cranial
1. Nervus ( I Olfaktorius) : klien mampu membedakan bau-bauan
2. Nervus (II oftivus) : mampu melihat segala arah
3. Nervus (III oculomotorius) : pupil miosis pada saat di test dengan refleks cahaya
4. Nervus (IV trocheris) : klien mampu menggerakkan bola mata dari atas ke bawah
5. Nervus (V trigeminus) : klien dapat mengatupkan giginya
6. Nervus (VI abducens) : klien mampu menggerakkan matanya lateral
7. Nervus (VII facialis) : klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum
8. Nervus (VIII ocusticus) : klien mampu mnedengar dengan baik
9. Nervus (IX glosofaringeus) : klien mampu menelan dengan baik, mampu membedakan rasa asam, manis, pahit, dan asin
10. Nervus (X vagus) : ovula terlihat saat mengatakan “AH”
11. Nervus (XI asesoris) : mampu menggerakkan bahu
12. Nervus (XII hypoglossal) : klien mampu menggerakkan lidah kekiri dan kekanan.
· Fungsi motorik
4 4
4 4
Mampu menahan gravitasi, tapi bukan kekuatan penuh.
· Fungsi sensorik
Klien mampu merasakan nyeri, panas, dingin.
· Fungsi serebbelum
Koordinasi baik, klien mampu menunjukkan bagian dri tubuhnya.
16. Sistem imun
Tidak ada riwayat alergi terhadap makan, zat kimia atau perubahan cuaca.
IX. DATA PENUNJANG
Billirubin total : 8,6 mg/dl nilai normal : 0,2 – 1,0 mg/dl
Billirubi direk : 4,3 mg/dl nilai normal : 0,05 – 0,3 mg/dl
SGOT : 1002 UI/L nilai normal ; L 37; P:31
SGPT : 685 UI/L nilai normal : L 42; P: 32
X. TERAPI MEDIS
D5% : NaCl , 1 : 1
inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Inj. Ranitidine 1 amp/ 8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Curcuma 3x1
DATA FOKUS
Nama pasien : Ny “ K”
No.MR : 06 00 07
DATA SUBJEKTIF | DATA OBJEKTIF |
1. Klien mengeluh sakit pada perut sebelah kanan atas. 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya karena kondisi klien lemah. 3. Klien mengatakan nafsu makan menurun. 4. Klien mengatakan hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang sudah disiapkan. 5. Klien mengeluh susah tidur dan sering terbangun | 1. Klien nampak lemah 2. Nyeri yang dialami berada pada skala sedang 4-6 3. Tanda – tanda vital : TD :110/70 mmHg N : 84x/menit P : 24x/menit S : 37,50c 4. Klien nampak meringis 5. Klien nampak gelisah 6. Klien nampak cemas 7. Urine berwarna kuning pekat 8. Sklera ikterus 9. Hasil Lab : - SGOT 1002 UI/L - SGPT 685 UI/L - Bilirubin total 8,6 mg/dl - Bilirubin direct 4,3 mg/dl 10. Terapi pengobatan - D5% : NaCl , 1 : 1 - inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV - Inj. Ranitidine 1 amp/ 8 jam - Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam - Curcuma 3x1 11. Kekuatan otot 4 4 4 4 (mampu melakukan tahanan tahanan,tapi bukan kekuatan penuh 12. BB = 56 kg (setelah sakit) TB = 155 cm BBI = 49,5-60,5 kg 13. Waktu tidur ± 6 jam/ hari |
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny “ K”
No.MR : 06 00 07
No | Data | Etiologi | Masalah | ||||||||||||||||||||||||
1 2 3 4 | DS: - Klien mengeluh sakit pada perut sebelah kanan atas DO: - Klien nampak meringis pada saat dikaji - Klien nampak gelisah - Nyeri yang dialami berada pada skala sedang 4-6 - TTV : TD : 110/70 mmHg N : 84 x/i S : 37,5 oc P : 24 x/i Hasil Lab : - SGOT 1002 UI/L - SGPT 685 UI/L - Bilirubin total 8,6 mg/dl - Bilirubin direct 4,3 mg/dl - Inj. Ketorolac 1 amp/ 12 jam DS: - Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya karna kondisi klien masih lemah DO: - Klien nampak lemah - Kekuatan otot 4 4 4 4 Mampu melawan tahanan, tapi bukan kekuatan penuh. DS: - Klien mengatakan nafsu makan menurun - Klien mengatakan hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang disiapkan DO: - BB = 56 kg (setelah sakit) - TB = 155 cm - BBI = 49,5-60,5 kg DS: Klien mengeluh susah tidur dan sering terbangun DO: - Klien nampak lemah - Waktu tidur ± 6 jam/ hari | Infeksi virus HAV,virus RNA, cedera agen fisik, kimia, non virus Invasi virus ke dalam rubus Masuk melalui sirkulasi Masuk ke dalam sirkulasi vena hepatikum Virus berkembangbiak dalam sel hati Proses peradangan sel hati Pelepasan zat kimia bradikidin, histamine dan prostaglandin. Merangsang nociceptor Merangsang medulla spinalis Ditransmisikan ke korteks serebri (thalamus) Nyeri Proses peradangan pada hati Inflamasi pada sel hati Sel parenkin rusak Gangguan metabolisme (karbohidrat, protein, lemak) Penurunan pembentukan ATP Sintesis ATP mitokondria terganngu Malaise Intoleransi aktivitas Proses peradangan sel hati Peningkatan tekanan dalam empedu Merangsang pusat muntah(CTZ) Mual muntah Anoreksia Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan | Nyeri Intoleran aktivitas Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pola istirahat dan tidur |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No | Diagnosa Keperawatan | Tgl Ditemukan | Tgl Teratasi |
1 2 3 4 | Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan proses inflamasi pada hati Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan | 12 April 2011 12 April 2011 12 April 2011 12 April 2011 | |
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | RENCANA KEPERAWATAN | ||
TUJUAN & KRITERIA HASIL | INTERVENSI | RASIONAL | ||
I | Gangguan rasa nyaman ( nyeri) b/d proses inflamasi pada hati, ditandai dengan: DS: - Klien mengeluh sakit pada perut sebelah kanan atas DO: - Klien nampak meringis pada saat dikaji - Klien nampak gelisah - Nyeri yang dialami berada pada skala sedang 4-6 - TTV : TD : 110/70 mmHg N : 84 x/i S : 37,5 oc P : 24 x/i | Klien menunjukkan nyeri berkurang dengan kriteria: - Klien secara verbal mengatakan nyeri berkurang atau hilang - Skala nyeri 0 - TTV dalam batas normal TD : 120/80 mmHg N : 60-80x/i P : 16- 24x/i S : 36-37,20C - Klien tampak tenang | 1. Observasi, catat lokasi dan beratnya nyeri (skala 0-10), karakter nyeri menetap atau hilng timbul 2. Observasi TTV tiap 12 jam 3. Ajarkan menggunakan tehnik relaksasi : nafas dalam 4. Beri posisi yang nyaman sesuai keinginan klien 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analgetik Inj ketorolac 1 amp/ 8 jam/IV 13.00 – 21.00 – 05.00 | 1. Membantu membedakan penyebab nyeri dan data dasar untuk intervensi berikutnya 2. Nyeri dapat mempengaruhi vital sign sebagai reaksi kompensasi tubuh 3. Meningkatkan istirahat, memusatkan perhatian , dapat meningkatkan koping 4. Member kesempatan bagi otot untuk relaksasi seoptimal mungkin 5. Obat analgetik dpat membentu mengurangi nyeri |
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | RENCANA KEPERAWATAN | ||
TUJUAN & KRITERIA HASIL | INTERVENSI | RASIONAL | ||
II | Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan: - Klien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya karna kondisi klien masih lemah DO: - Klien nampak lemah - Kekuatan otot 4 4 4 4 Mampu melawan tahanan, tapi bukan kekuatan penuh. | Klien mampu menunjukkan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria: - Klien mampu beraktivitas secara bertahap - Kelemahan berkurang - Kekuatan otot - 5 5 5 5 | 1. Kaji kekuatan dan tonus otot ekstremitas klien 2. Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas 3. Bantu klien memenuhi kebutuhannya 4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi 5. Anjurkan kepada keluarga untuk lebih memperhatikan kebutuhan klien | 1. Kekuatan otot dapat dijadikan indicator dalam pemenuhan aktivitas 2. Data dasar untuk intervensi berikutnya dan indicator untuk menilai perkembangan 3. Klien akan terpenuhi kebutuhannya 4. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan , ini terjadi karena keterbatasan aktivitas mengganggu periode istirahat 5. Tanpa keluarga klien tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu keluarga sangat dibutuhkan |
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | RENCANA KEPERAWATAN | ||
TUJUAN & KRITERIA HASIL | INTERVENSI | RASIONAL | ||
III | Risiko Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake nutrisi yang tidak adekuat, ditandai dengan: DS: - Klien mengatakan nafsu makan menurun - Klien mengatakan hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang disiapkan DO: - BB = 56 kg (setelah sakit) - TB = 155 cm - BBI = 49,5-60,5 kg | Tidak terjadi Nutrisi kurang dari kebutuhan dengan kriteria: - Porsi makan dihabiskan - Berat badan klien dalam batas berat badan ideal klien (BBI = 49,5-60,5 kg) | 1. Kaji status nutrisi klien termasuk diet harian 2. Timbang berat badan setiap hari jika memungkinkan 3. Anjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering 4. Anjurkan pada keluarga untuk menyediakan makanan yang menarik dan selalu hangat 5. Menganjurkan makan dalam posisi tegak 6. Kolaborasi pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Curcuma tab. 3 x 1 | 1. Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan / defisiensi 2. Untuk mengetahui perkembangan berat badan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan 3. Buruknya toleransi terhadap makanan yang banyak karena peningkatan tekanan intra abdomen 4. Meningkatkan nafsu makan klien 5. Menurunkan rasa penuh pada abdomen 6. Menambah nafsu makan klien |
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | RENCANA KEPERAWATAN | ||
TUJUAN & KRITERIA HASIL | INTERVENSI | RASIONAL | ||
IV | Gangguan pola istirahat tidur b/d Ditandai dengan: DS: Klien mengeluh susah tidur dan sering terbangun DO: - Klien nampak lemah - Waktu tidur ± 6 jam/ hari | Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan kriteria - Klien secara verbal mengatakan bisa tidur nyenyak - Klien tampak segar - Waktu tidur 7-8 jam perhari | 1. Kaji pola tidur klien 2. Ciptakan lingkungan yang tenang 3. Beri penjelasan tentang pentingnya istirahat 4. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein | 1. Data dasar untuk intervensi berikutnya dan indicator untuk menilai perkembangan 2. Menurunkan rangsangan eksternal sehingga klien dapat beristirahat dengan tenang 3. Agar klien mengerti tentang pentiingnya istirahat 4. Makanan tinggi protein dapat membantu merangsang tidur |
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
I | Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d proses inflamasi pada hati | Selasa, 12 april 2011 Rabu, 13 april 2011 | 08.30 08.35 08.40 08.50 13.00 21.00 05.00 | 1. Mengobservasi, mencatat lokasi dan beratnya nyeri (skala 0-10), karakter nyeri menetap atau hilang timbul Hasil: skala nyeri sedang (4-6) pada perut kuadran kanan atas yang tidak menetap( hilang timbul) 2. mengobservasi TTV hasil: TD : 110/70 mmHg, N : 84 x/i S : 37,5 oc P : 24 x/i 3. mengajarkan menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam dengan menganjurkan klien menarik nafas dalam melalui hidung dan dihembuskan perlahan – lahan melalui mulut, ulangi 3-4 kali Hasil : klien mampu melakukannya & klien merasa nyaman 4. mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien hasil: klien dalam posisi supinasi 5. penatalaksanaan pemberian obat analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 5. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 5. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV | Rabu, 13 April 2011 jam 07.00 S: klirn masih mengeluh sakit perut O: nyeri sedang skala 4 A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
II | Intoleransi aktivitas b/d kelemahan | Selasa, 12 April 2011 | 09.00 09.05 09.15 09.20 09.25 | 1. mengkaji kekuatan dan tonus otot ekstremitas klien Hasil : kekuatan otot 4 4 4 4 Mampu melawan tahanan tapi bukan kekuatan penuh 2. mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas hasil : hampir seluruh kegiatan klien dilakukan di temapt tidur dengan bantuan keluarga 3. membantu klien memenuhi kebutuhannya hasil : klien dibantu oleh keluarganya untuk bangun 4. meningkatkan aktivitas sesuai toleransi hasil : klien bangun dan kekamar mandi dibantu oleh keluarga 5. menganjurkan kepada keluarga untuk lebih memperhatikan kebutuhan klien Hasil: keluarga mengerti informasi yang diberikan | Rabu, 13 april 2011, jam 07.10 S: klien mengatkan aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga O: klien tampak lemah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
III | Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake nutrisi yang tidak adekuat | Selasa, 12 April 2011 | 10.00 10.05 10.15 11.20 11.30 12.00 18.00 | 1. Mengkaji status nutrisi klien termasuk diet harian hasil : klien mengatakan tiap hari hanya makan bubur 2. Menimbang berat badan setiap hari jika memungkinkan hasil: BB= 56 kg 3. Menganjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering hasil: klien makan sedikit - sedikit tapi klien tidak menghabiskan makanannya 4. Menganjurkan pada keluarga untuk menyediakan makanan yang menarik dan selalu hangat Hasil: keluarga membawa makanan dari rumah 5. Menganjurkan makan dalam posisi tegak Hasil: klien makan sambil duduk 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral | Rabu, 13 April 2011, jam 07.15 S klien mengatakan kurang nafsu makan O: porsi makan tidak dihabiskan A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NO DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
IV | Gangguan pola istirahat tidur b/d | Selasa, 12 April 2011 | 11.35 11.40 11.45 12.05 | 1. mengkaji pola tidur klien hasil: klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak 2. menciptakan lingkungan yang tenang hasil: pengunjung dibatasi dan memberitahukan keluarga klien agar tidak ribut saat klien sedang beristirahat 3. memberi penjelasan tentang pentingnya istirahat untuk membantu memulihkan energi hasil: klien mengerti penjelasan perawat 4. Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi protein Hasil: klien minum susu dan telur saat makan | Rabu, 13 April 2011 S: klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak O: klien tampak lemah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
I | Rabu, 13 April 2011 Kamis, 14 April 2011 | 06.00 08.00 08.05 08.15 13.00 18.00 21.00 05.00 | 2. mengobservasi TTV hasil: TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/i S : 37,2oc P : 24 x/i 1. Mengobservasi, mencatat lokasi dan beratnya nyeri (skala 0-10), karakter nyeri menetap atau hilang timbul Hasil: skala nyeri sedang (4-6) pada perut kuadran kanan atas yang tidak menetap( hilang timbul) 3. menganjurkan menggunakan tehnik relaksasi nafas daam dengan menganjurkan klien menarik nafas dalam melalui hidung dan dihembuskan perlahan – lahan melalui mulut, ulangi 3-4 kali Hasil : klien mampu melakukannya & klien merasa nyaman 4. mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien hasil: klien dalam posisi supinasi 5. penatalaksanaan pemberian obat analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 2. mengobservasi TTV hasil: TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/i S : 37,5 oc P : 24 x/i 5. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 5. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV | Kamis, 14 April 2011 jam 07.00 S: klirn masih mengeluh sakit perut O: nyeri sedang skala 4 A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
II | Rabu, 13 April April 2011 | 09.00 09.05 09.15 09.20 | 1. mengkaji kekuatan dan tonus otot ekstremitas klien Hasil : kekuatan otot 4 4 4 4 Mampu melawan tahanan tapi bukan kekuatan penuh 2. mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas hasil : hampir seluruh kegiatan klien dilakukan di temapt tidur dengan bantuan keluarga 3. membantu klien memenuhi kebutuhannya hasil : klien dibantu oleh keluarganya untuk bangun 4. meningkatkan aktivitas sesuai toleransi hasil : klien bangun dan kekamar mandi dibantu oleh keluarga | KAmis, 14 april 2011, jam 07.10 S: klien mengatkan aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga O: klien tampak lemah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
III | Rabu, 13 April 2011 | 10.00 10.05 10.15 11.20 11.30 12.00 18.00 | 1. Mengkaji status nutrisi klien termasuk diet harian hasil : klien mengatakan tiap hari hanya makan bubur 2. Menimbang berat badan setiap hari jika memungkinkan hasil: BB= 56 kg 3. Menganjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering hasil: klien makan sedikit - sedikit tapi klien tidak menghabiskan makanannya, hanya seperuh dari porsi makannya 4. Menganjurkan pada keluarga untuk menyediakan makanan yang menarik dan selalu hangat Hasil: keluarga membawa makanan dari rumah 5. Menganjurkan makan dalam posisi tegak Hasil: klien makan sambil duduk 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral | Kamis, 14 April 2011, jam 07.15 S klien menghatakan kurang nafsu makan O: porsi makan tidak dihabiskan A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
| Rabu, 13 April 2011 | 11.35 11.40 11.45 | 1. mengkaji pola tidur klien hasil: klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak 2. menciptakan lingkungan yang tenang hasil: pengunjung dibatasi dan memberitahukan keluarga klien agar tidak ribut saat klien sedang beristirahat 3. Mengingatkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein Hasil: klien minum susu dan telur saat makan | Kamis, 14 April 2011, jam 07.30 S: klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak O: klien tampak lemah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
I | Kamis, 14 April 2011 | 05.50 08.00 08.05 08.15 13.00 18.00 21.00 05.00 | 1. Mengobservasi, mencatat lokasi dan beratnya nyeri (skala 0-10), karakter nyeri menetap atau hilang timbul Hasil: skala nyeri ringan (1-3) pada perut kuadran kanan atas yang tidak menetap( hilang timbul) 2. mengobservasi TTV hasil: TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/i S : 37,2oc P : 24 x/i 3. mengingatkan klien melakukan tehnik relaksasi nafas dalam Hasil : klien mampu melakukannya & klien merasa nyaman 4. mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien hasil: klien dalam posisi semi fowler 5. penatalaksanaan pemberian obat analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 3. mengobservasi TTV hasil: TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/i S : 37,5 oc P : 24 x/i 6. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV 6. penatalaksanaan pemberian analgetik hasil: inj.ketorolac 1 amp/IV | Jum’at, 14 April 2011 jam 07.00 S: klirn masih mengeluh sakit perut O: nyeri ringan skala 3 A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
II | Kamis, 14 April 2011 | 09.00 09.05 09.15 09.20 | 1. mengkaji kekuatan dan tonus otot ekstremitas klien Hasil : kekuatan otot 4 4 4 4 Mampu melawan tahanan tapi bukan kekuatan penuh 2. mengkaji kemampuan klien dalam beraktivitas hasil : hampir seluruh kegiatan klien dilakukan di tempat tidur dengan bantuan keluarga 3. membantu klien memenuhi kebutuhannya hasil : klien dibantu oleh keluarganya untuk bangun 4. meningkatkan aktivitas sesuai toleransi hasil : klien bangun dan kekamar mandi dibantu oleh keluarga | Jum’at, 15 april 2011, jam 07.10 S: klien mengatkan aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga O: klien tampak lemah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
III | Kamis, 14 April 2011 | 10.00 10.05 10.15 11.20 11.30 12.00 18.00 | 1. Mengkaji status nutrisi klien termasuk diet harian hasil : klien mengatakan tiap hari hanya makan bubur dan lauk 2. Menimbang berat badan setiap hari jika memungkinkan hasil: BB= 56 kg 3. Menganjurkan klien makan dalam porsi sedikit tapi sering hasil: klien makan sedikit - sedikit tapi klien tidak menghabiskan makanannya, hanya seperuh dari porsi makannya 4. Menganjurkan pada keluarga untuk menyediakan makanan yang menarik dan selalu hangat Hasil: keluarga membawa makanan dari rumah 5. Menganjurkan makan dalam posisi tegak Hasil: klien makan sambil duduk 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral 6. Penatalaksaan pemberian vitamin/ obat penambah nafsu makan Hasil: Curcuma tab. 1 tab/ oral | Kamis, 14 April 2011, jam 07.15 S klien menghatakan kurang nafsu makan O: porsi makan tidak dihabiskan A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
IV | Kamis, 14 April 2011 | 11.35 11.40 11.45 | 1. mengkaji pola tidur klien hasil: klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak 2. menciptakan lingkungan yang tenang hasil: pengunjung dibatasi dan memberitahukan keluarga klien agar tidak ribut saat klien sedang beristirahat 3. Mengingatkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein Hasil: klien minum susu dan telur saat makan | Jum’at, 15 April 2011, jam 07.30 S: klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak O: klien masih tampak lemah A: masalah mulai teratasi P: lpertahankan intervensi
|
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
| | | | |
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
| | | | |
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
| | | | |
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX | HARI/ TGL | JAM | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
| | | | |
PATOFIOLOGI PENYIMPANGAN KDM HEPATITIS
HAV, HBV cedera agen fisik, kimia, non virus
Invasi virus ke dalam tubuh
Masuk sirkulasi
Masuk ke dalam aliran vena hati
Virus berkembang biak pada sel hati
Proses peradangan pada sel hati
Perubahan status pelepasan zat kimia inflamasi pada sel-sel hati peningkatan tekanan aliran empedu
Kesehatan (histamine, bradikinin
, prostaglandin) sel parenkim hati rusak merangsang pusat muntah(CTZ)
Kurang terpajan
Informasi merangsang nociceptor g3. Metabolisme mual/ muntah
(karbohidrat, protein, lemak)
Kurang ditransmisikan ke anoreksia
Pengetahuan cortex cerebri(thalamus) penurunan pembentukan ATP
Intake nutrisi tidak kehilangan cairan
Nyeri dipersepsikan fatigue adekuat melalui emesis
Nyeri intoleransi aktivitas nutrisi kurang risiko
dari kebutuhan deficit vol.
cairan
good ..
BalasHapussangat membantu